Pada tahun 80-an banyak orang-orang dewasa
mencetuskan kata-kata gaul atau bahasa gaul didunia percintaan, seperti CLBK,
cinta monyet, pacaran, dll. Entah kenapa kata-kata itu terus populer hingga
sekarang, mungkin karna kata-katanya yang unik mudah di ingat atau karna
keanehan dari kata-kata itu sendiri. Yaah.. coba saja di fikir dari kata-kata Cinta Monyet kenapa gak cinta ayam, atau
cinta burung, seperti halnya kata-kata “Kabar Burung” kabar burung itu kan
istilah kabar yang belum jelas, seperti cinta monyet yang belum tentu jelas.
Cinta monyet merupakan istilah yang fenomenal pada
dasar warsa akhir tahun 60-an sampai pada awal tahun 1980-an. Istilah ini
dipakai oleh para seniman indonesia (dalam bentuk Puisi maupun Lagu), para
psikolog untuk meneliti tingkah-laku, gaya dan cara bergaul anak-anak remaja
pada dasarwarsa tersebut diatas. Ketika itu terjadi perubahan besar dalam
kehidupan para remaja indonesia bahkan para pemuda-pemudi dari yang terkengkang,
anak sopan menjadi bebas dan liar, termasuk dalam menjalin hubungan pada lawan
jenis. Pada umumnya perubahan seperti itu terjadi pada anak-anak sekolahan,
dari SMP-SMA mulai terbuka untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis (saat
itu, seorang siswa yang berpacaran akan dianggap tidak sopan, belum pantas baik
oleh orang tua, maupun gurunya).
Akibatnya, anak-anak remaja pada masa itu, sembunyi-sembunyi
berpacaran, dan merasa malu jika ketahuan orang sedang berpacaran, (bandingkan
dengan keadaan sekarang, komunikasi lebih banyak lewat surat keterbukaan
seorang remaja untuk mengungkapkan perasaannya dan merasa bangga memiliki
seorang pacar tidak perlu disembunyikan, medianyapun lebih banyak).
Sikap orang tua termasuk guru, para psikolog, para
seniman, menganggap bahwa para remaja belum tau arti cinta dimasa itu. Menurut
beliau (orang tua, guru, psikolog, seniman,) situasi dan tren masa itu sering
terjadi karena anak sekolah suka menonton (TV, Video, film dari Eropa, India,
dan Amerika) merambah serta memenuhi bioskop, fenomena CINTA MONYET adalah
gambaran gaya berpacaran anak indonesia dimasa itu yang serba tanggung dan
malu-malu.
Analogi itu dilihat dari sikap malu dan kebiasaan
monyet yang suka bersembunyi meskipun ingin tahu, tipe cinta seperti ini
berakhir bukan karena di pisahkan oleh maut. Tapi lebih karena perbedaan
sekolah atau karena sudah menemukan pria idaman lain maupun wanita yang lebih
cantik
Walaupun semua itu akhirnya hanya menjadi kenangan.
Menjadi puing-puing kecil yang terlupakan oleh waktu. Supaya menjadi tips cinta
oleh guru untuk muridnya tidak hanya jatuh cinta tapi lebih memperhatikan
pendidikannya saja.
Cinta monyet sering digunakan oleh banyak orang
dewasa untuk menggambarkan pengalaman cinta anak-anak yang umurnya masih di
bawah, atau bahkan pernyataan anak remaja itu bahwa cintanya adalah cinta
monyet. Ungkapan ini didefinisikan kepada orang jatuh cinta yang pada dasarnya
belum waktunya untuk menjalin hubungan percintaan, baik perempuan maupun
laki-laki apakah itu bertepuk sebelah tangan maupun bertepuk kedua tangan.
Inilah sejarah Cinta
Monyet dan beberapa faktanya
Perasaan jatuh cinta yang dirasakan dan dialami oleh
anak-anak remaja, khususnya yang masih belum berumur disebut dengan “cinta
monyet” dan bukan berarti bahwa cinta ini dialami oleh monyet-monyet. Ada sesuatu
hal yang perlu diketahui, asal mula istilah ini dan juga alasan mengapa di usia
yang terlalu dini, rasa jatuh cinta bisa dirasakan oleh anak perempuan dan laki-laki.
Cinta monyet disebut-sebut di jadikan ungkapan atau
istilah untuk menyindir, yang disindir disini adalah untuk seseorang yang
dasarnya masih kurang untuk mencintai pasangannya, dengan kata lain jatuh cinta
sesaat.
Jadi Kesimpulan dari Cinta Monyet itu apa? Hubungan
yang tidak serius, perasaan suka yang hanya sesaat yang biasanya dialami oleh
anak-anak muda dan remaja terhadap lawan jenisnya.
Apapun kata-katanya dan apapun maksud artinya yang
jelas sebagai orang indonesia kita tidak bisa lepas dari sebuah istilah kata,
karna di negri ini begitu banyak budayawan, seniman dan psikolog yang lahir
dari generasi ke generasi, oleh karna itu kita tetap menghormatinya.
Semoga ini bermanfaat dan menambah wawasan para
pembaca.. Wassalam
0 comments:
Post a Comment