Asal nulis saja, semoga apa yang di tulis di blog ini merupakan penjelasan yang mendapat Ridho Allah. Dengan kebodohan saya yang tak kunjung pandai.

Kisah Kyai Pongsi Dan Kyai Pukdu

"Badro Nolo Umurmu Gari Sedino" Kisah kyai pongsi dan kyai pukdu - Di kisahkan dari negri yang kaya akan budayanya yaitu indonesia. Sebuah negara di bagian asia tenggara yang terkenal dengan kepulauannya, indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan penduduknya yang mencapai puluhan juta lebih dan beragam suku bahasa yang terdapat di dalamnya. Ada sebuah kisah di jaman kerajaan di pulau jawa, bahwa hiduplah dua orang sahabat yang bergelar Kyai, yaitu Kyai Pongsi dan Kyai Pukdu.
Kedua sahabat itu mempunyai profesi pekerjaan yang sama yaitu Pedagang keliling, namun berbeda jenis dagangannya dan barang jualannya. kyai pongsi menjual Terasi sedangkan sahabatnya yaitu kyai pukdu menjual kapuk randu (bahan untuk membuat bantal dan kasur). Alkisah kyai pongsi dan kyai pukdu bekerja setiap hari memasarkan barang dagangannya ke desa desa terdekat, namun apa yang ia tawarkan tidak laku-laku terjual, akhirnya kyai pongsi mulai berfikir keras dan menemukan ide untuk mencampuri terasi yang ia jual dengan tlepong sapi (kotoran sapi), tapi hasilnya pun sama, barang dagangannya itu tetap saja tidak laku.
di karenakan kebutuhan hidup yang semakin bertambah dengan beban keluarga yang ia pikul, kemudian kedua sahabat itu bertemu dan saling bertukar pikiran (shering). detik demi detik ia bertemu menit demi menit mereka berbicara jam demi jam mereka bertatap muka akhirnya kedua kyai itu memutuskan untuk bekerja sama dalam sebuah bisnis, dalam rencana bisnis itu kyai pongsi berkata kepada kyai pukdu:
Pongsi: Wahai kyai pukdu bagaimana kalau kita bersandiwara.. jawab kyai pukdu,,
Pukdu: Sandiwara bagaimana wahai sahabatku.?
Pongsi: dalam bahasa jawa (Koe siki nyolong sapine warga trus ngko nang koe di gawa meng jero alas, nangisor wit gede, nah engko koe etok-etok takon meng warga sing kelangan sapi, kon meng umahku. engko aku etok-etok dadi wong pinter, trus tak tuduhke meng alas ben sapine ketemu).
Artinya “kamu sekarang curi sapi milik warga, trus kamu bawa ke dalam hutan di bawah pohon besar, nah nanti kamu pura-pura Tanya ke warga yang kehilangan sapi, suruh ia datang kerumahku nanti aku pura-pura jadi orang pintar, trus tak beritahu bahwa sapinya ada di hutan di bawah pohon besar”
Dan benarlah rencana kyai pongsi dan kyai pukdu berjalan dengan lancar,, kyai pongsi menjadi terkenal dengan kesaktiannya menemukan barang yang hilang. Beberapa waktu kemudian kabar kesaktian kyai pongsi terdengar sampai di keraton Yogyakarta, bahwa keraton yogya telah kehilangan Pusaka yang sangat antik.
Oleh sebab itu datanglah utusan keraton ke gubug tempat kyai pongsi tinggali, dengan lantang utusan prajurit dari keraton datang sembari berkata “sembah kawulo kyai, kulo di utus saking keraton untuk menjemput kyai, karena pusaka antik milik keraton telah hilang yaitu Golek. Dengan ini datanglah kyai pongsi ke keraton Yogyakarta, sesampainya disana kyai pongsi di sambut dengan sungkeman khas orang jawa. Setelah itu kyai pongsi masuk ke kamar khusus untuk melakukan semedi (bertapa) di kamar itu kyai pongsi mulai membaca mantranya.
Kisah Kyai Pongsi Dan Kyai Pukdu

Tak lama si pencuri pusaka (golek) itu mengintip dari selah-selah jendela tempat kyai pongsi bersemedi, dengan gaya dan suara komat-kamit kyai pongsi membacakan (Badro nolo umurmu gari sedino) yang artinya “badro nolo umurnya tinggal sehari” Mantra itu di baca berkali-kali oleh kyai pongsi, dan ternyata si pencuri pusaka itu bernama Badro dan Nolo, spontan ke dua pencuri itu mengira bahwa mereka akan mati karena umur mereka tinggal sehari. Kedua pencuri itu langsung berbisik akan mengembalikan pusaka itu, namun mereka kubur pusaka itu di pinggir tritikan keraton, dengan bisikan itu kyai pongsi telah mendengarnya, sehingga setelah keluar dari kamar tempat ia semedi, kyai pongsi langsung mengatakan kepada sang raja keraton bahwa pusaka itu telah di temukan, dan kyai pongsi menunjukan pusaka tersebut. Dari kejadian itu kyai pongsi telah di beri upah yang begitu banyak oleh orang keraton dan kyai pongsi menjadi tambah begitu terkenal dengan kesaktiannya itu.
Beberapa tahun kemudian pusaka keraton itu hilang kembali, dan kyai pongsi telah mendegar kabar itu, karena kawatir akan di undang kembali ke keraton kyai pongsi membakar gubug yang ia tinggali sejak dulu dan mengatakan bahwa ia tidak mempunyai kesaktian lagi karena gubugnya telah terbakar.
Kyai pongsi dan kyai pukdu terkenal dengan julukan itu karena pongsi artinya “tlepong terasi” dan pukdu artinya “kapuk randu
Kisah Kyai Pongsi Dan Kyai Pukdu
Baca Juga: 

Bait-Bait Cinta Untuk Si Segumpal Darah

Itulah kisah nyata yang terjadi di pulau jawa, namun kisah ini masih sedikit orang yang tahu, dari kisah ini telah membudaya dan menjadi pedoman kyai kyai sekarang untuk membodohi orang awam yang belum tahu dan belum begitu paham tentang agama.
Semoga para pembaca sekalian terhindar dari kyai kyai pongsi jaman sekarang, Terima Kasih mudah-mudahan artikel ini bermanfaat bagi kita semua.

Kisah Kyai Pongsi Dan Kyai Pukdu Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Blog Raden Shybly

0 comments:

Post a Comment