![]() |
Gedung Istana Jakarta |
Pada suatu masa di kisahkan dari sebuah kerajaan hiduplah
seorang maharaja,, suatu hari sang raja ingin berjalan jalan mengelilingi
negrinya yang luas, ia memilih berjalan kaki untuk mengelilinginya,, baru
berjalan beberapa meter saja kaki sang raja merasa sakit karna jalanan di
sekitar istananya sangatlah jelek, berbatu dan berlobang. Sang raja lalu
berfikir sembari berkata “aku harus memperbaiki jalan jalan ini agar kakiku
tidak sakit kalau aku berjalan disini,, lalu sang maharaja memanggil seluruh
bala tentaranya dan mengumpulkannya. Dia menyuruh bala tentaranya untuk
melapisi semua jalan jalan itu dengan kulit sapi yang terbaik,, dan semua bala
tentara pun mengumpulkan sapi sapi yang terbaik di seluruh negri.
Ditengah kesibukan semua bala tentara untuk
mengumpulkan sapi sapi itu, ketika itu pula datang lah sorang yang bijak
menghadap sang maharaja.. ia pun berkata kepada sang raja, “wahai paduka,,
mengapa engkau hendak mengumpulkan kulit sapi untuk melapisi jalan ini, padahal
yang paduka butuhkan hanya 2 potong kulit sapi untuk melapisi 2 telapak kaki
paduka saja.. Konon dari peristiwa itu terciptalah sebuah benda yang kita kenal
dengan sandal.
Ada yang menarik dari kisah itu, kadang kita harus
merubah cara pandang kita, hati kita, dan fikiran kita untuk memahami kehidupan
dunia ini atau bahkan kita yang akan menyesali takdir yang terjadi pada diri
kita,, sering kita berfikir dunia adalah jalan kita atau dunia adalah milik
kita sendiri, tidak ada orang lain. Sering kali kita berfikir dunia adalah
bayangan kita,, yaa.. memang jalan yang kita tempuh masih terjal dan berbatu
sangat sulit untuk melaluinya,, maka dari itu kita akan memilih mau melapisi
suluruh dunia itu dengan permadani yang lembut agar setiap langkah kita di
dunia ini selalu mulus dan tidak sakit atau mau melapisi hati dan jiwa kita
dengan kulit berlapis agar kita tidak merasa sakit hati.
Sebuah kerajaan memiliki pemerintahan yang susuai dengan
masyarakat yang ada, begitupun dengan tatanan kota di jaman sekarang ini,
setiap rakyat menginginkan pemimpin yang mampu membawa perubahan yang positif,
seperti yang berlangsung di Jakarta sekarang ini. Ibu kota negara indonesia
sebentar lagi akan memiliki figur pemimpin yang baru. Pada selasa malam 25 oktober
2016 telah ditentukan nomor urut pemilihan calon Gubernur jakarta yang baru,
dimana terdapat tiga calon Gubernur yang akan bersaing, diantaranya:
1. Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni
2. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful
Hidayat
3. Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno
Dari ketiga calon Gubernur yang ada, banyak pakar
politik berpendapat siapakah cikal bakal calon yang akan memimpin ibu kota
indonesia ini, namun, pakar fengsui Suhu Yo sudah punya prediksi tersendiri
tentang peringkat dan perolehan suara ketiga pasangan calon pada saat coblosan esok.
Dalam penglihatan Suhu Yo, figur Ahok sebagai calon incumbent masih akan
mengungguli kedua pesaingnya.
“Kata Suhu Yo kepada awak media yang meliputnya Peruntungan
Ahok itu masih unggul 80 persen”
Tetapi, kondisi akan berbeda apabila Ahok tidak
didukung partai partai politik.
”Kemarin itu Ahok didukung sama independen mungkin
saja bisa kalah,” ucap Suhu Yo menyodorkan gambarannya tentang calon gubernur
yang diusung PDIP, Golkar, Hanura, dan NasDem. Sedangkan peluang Anies Baswedan,
masih belum bisa mengalahkan dominasi Ahok. Suhu Yo bahkan mengatakan Anies hanya
untuk penggembira saja, karna beliau belum ada karya yang bisa dijadikan acuan
sebagai figur pemimpin.
Hal serupa disampaikan oleh Suhu Yo ketika ditanya soal
peluang Agus Yudhoyono, menurut dia putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
itu malah tidak memiliki peluang untuk bisa menang. Kalau Agus yang mendapatkan
nomor urut 1 dipengundian Cagub kemaren masih anak bawang, itu jauh sekali buat
menang, cetus orang yang suka memakai baju
tradisional warna merah dari cina Suhu Yo. Namun pengamat politik dari Voxpol
Center Pangi Syarwi Chaniago, memperkirakan akan berlangsung dua putaran dari persaingan
antar pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam pilkada DKI Jakarta 2017.
Pangi memprediksi pasangan yang akan berhadapan di
putaran kedua yaitu “head to head antara Ahok dan Agus yang akan kembali
bertarung” ungkap pangi kepada awak media. Ini adalah pengaruh dan pertaruhan
hegemoni serta dignity, dan pada
akhirnya juga ada tujuan ke skema peta politik Pemilu 2019 yang bilamana ahok calon presiden 2019, satu
rangkaian yang tidak boleh terputus. Bagi Ahok ini juga batu loncatan ke
Pilpres 2019 kata dia. Ahok adalah sosok orang yang istimewa, kisah
kepemimpinanya sudah terbukti diakhir akhir ini, ahok berani mati dan berprinsip. Dari kedua sudut pandang itu
antara sebuah kepercayaan dari Suhu Yo dan dari pengamat politik Pangi Syarwi
Chaniago adalah sebuah gambaran bagaimana pertarungan Gubernur tahun ini.
0 comments:
Post a Comment