Asal nulis saja, semoga apa yang di tulis di blog ini merupakan penjelasan yang mendapat Ridho Allah. Dengan kebodohan saya yang tak kunjung pandai.

Sosialisasi Politik dalam Pengembangan Sebagai Budaya Politik




radenshybly.blogspot.co.id - Secara tidak langsung pengertian sosialisasi politik dapat diartikan sebagai  proses mewariskan budaya politik. Dalam artian sosialisasi politik terdapat proses pembentukan orientasi atau pandangan  politik.  Baik orientasi politik afektif, kognitif, dan evaluatif terhadap sistem politik. Melalui proses pembentukan orientasi politik tersebut, akan terbentuk tipe budaya politik partisipan, parokial dan subjek. Pengertian sosialisasi budaya politik dikemukakan oleh para ahli bidang politik. Easton dan Denis mengartikan “orientasi politik merupakan media pengembangan seseorang untuk bisa bersosialisasi politik”.
Dalam arti yang luas masyarakat mentransmisikan budaya politik secara turun temurun itu adalah pendapat dari Kenneth P. Langton sedangkan Gabriel A. Almond menyatakan sosialisasi politik merujuk pada proses pembentukan sikap serta pola tingkah laku politik merupakan sarana bagi sebuah generasi untuk mewariskan budaya politik kepada generasi berikutnya.
Sepenting apa sosialisasi politik dalam pengembangan budaya politik?
Proses mewariskan budaya politik menggunakan sarana sosialisasi politik sangat dianjurkan untuk masyarakat. Pentingnya sosialisasi politik yang akan diwariskan harus sesuai dengan sistem politik yang di impikan oleh suatu bangsa. Bagi bangsa indonesia sistem politik yang di impikan yaitu sistem politik ideal adalah sistem politik demokrasi pancasila. Dalam sebuah sistem politik demokrasi pancasila, kedaulatan rakyat dilakukan beriringan dengan nilai – nilai dasar pancasila dan UUD 1945. Ini masuk dalam artian tipe budaya politik partisipan yang pas dengan nilai-nilai budaya politik pancasila dan ketentuan UUD 1945 yang tepat diturunkan ke generasi sesudahnya.
Nilai-nilai dari budaya  politik Pancasila diantaranya:
1. Cinta tanah air.
2. Cinta kemerdekaan.
3. Cinta persatuan dan kesatuan.
4. Relegius (bukan sekuler).
5. Bhineka tunggal Ika (Pluralisme).
6. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Kebangsaan.
7. Ciri kekeluargaan.
8. Musyawarah.
9. Gotong-royong.
10. Semangat solidaritas.
Fungsi lembaga negara yang dilaksanakan secara terspesialisasi merupakan ketentuan UUD 1945 yang mencakup sistem politik demokrasi pancasila.

Contohnya, legislasi adalah (membuat undang-undang) yang merupakan fungsi spesialisasi legislatif, fungsi melaksanakan undang-undang adalah fungsi spesialisasi eksekutif dan fungsi penghakiman atau penegakkan undang–undang merupakan fungsi spesialisasi yudikatif. Hal itu mengisyaratkan tipe sistem politik yang hendak dikem-bangkan menurut UUD 1945 adalah tipe refracted (terpencar). Tipe refracted ini adalah tipe sistem politik modern. Selain itu  kita juga mengenal dimana fungsi eksekutif, legislatif, dan yudikatif tidak terspesialisasi namun dilakukan hanya oleh Raja atau satu lembaga negara  (semisal eksekutif dalam sistem politik otoriter). Sistem politik yang seperti itu dikenal menganut tipe fused (gabungan menjadi satu). Kelompok kepentingan seperti organisasi masyarakat, pers, LSM, , tokoh-tokoh masyarakat maupun rakyat pada keseluruhannya untuk memberikan masukan, yang bisa berupa tuntutan atau dukungan untuk pelaksanaan pembuatan undang-undang (kebijakan publik).
Tipe budaya politik partisipan dalam artian sistem politik demokrasi Pancasila, seperti yang dijabarkan secara sederhana di atas, itulah yang harus disosialisasikan. Dengan demikian pentingnya sosialisasi politik dalam sistem demokrasi Pancasila, dapat dinyatakan bahwa sistem politik demokrasi Pancasila dapat diwariskan dan dikembangkan (dipelihara)  untuk mencegah kepunahannya. Saat terjadinya pergantian generasi, maka generasi sesudahnya dapat melanjutkan perjuangan dan menggerakkan serta mengelola penyelenggaraan pemerintah dan negara secara berkelanjutan.
Masalah pluralisme dan adanya jaminan setiap orang atau kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk menguasai pemerintah, berpotensi menimbulkan konflik dapat diatasi. Karena nilai budaya politik Pancasila, seperti solidaritas, musyawarah, persatuan dan kesatuan yang disosialisasikan dapat menjadi rujukan dalam mengatasi konflik. Sehingga yang terjadi didalam konflik tidak sampai merusak stabilitas politik dan integrasi nasional, karena dapat di atasi dengan konsensus. Nilai yang sangat penting dari demokrasi Pancasila merupakan Konsensus, sebagai perwujudan dari nilai musyawarah dan kekeluargaan. Komitmen terhadap konsensus ini sebagai  sesuatu yang penting dalam memelihara dan mengembangkan sistem politik demokrasi Pancasila, sejalan dengan kebutuhan bangsa atau dinamika Indonesia yang pluralis untuk melakukan perubahan dari waktu ke waktu.
Penggambaran pentingnya sosialisasi politik bagi suatu bangsa dicetuskan oleh ilmuan politik bernama Almond yang nampak pada:
1.  Dapat mengubah budaya politik suatu bangsa.
2.  Dapat membentuk dan mewariskan kebudayaan politik bangsa.
3.  Dapat memelihara kebudayaan politik suatu bangsa dengan jalan meneruskan dari generasi yang lebih tua kepada genersi berikutnya.
Singkat kata pentingnya sosialisasi politik adalah memelihara, mewariskan, dan mengubah budaya politik suatu bangsa.


Bagaimana dengan bentuk sosialisasi politik ? Sosialisasi politik bisa mengambil bentuk langsung dan tidak langsung.  Dikatakan sosialisasi politik langsung apabila seseorang menerima atau mempelajari nilai-nilai, sikap,  informasi,  keyakinan-keyakinan, pandangan –pandangan mengenai politik secara eksplisit. Misalnya, mempelajari sistem politik, budaya politik, konstitusi, partai politik, dsb, ini merupakan individu secara eksplisit. Sedangkan untuk bentuk sosialisasi politik tidak langsung, apabila mewarisi hal-hal yang bersifat non-politik atau individu pertama kali memperolehnya, akan tetapi hal-hal yang bersifat non politik ini akan bisa mempengaruhi sikap-sikapnya di bidang politik. Misalnya, seorang anak yang suka melakukan kerjasama dalam keluarganya, ketika yang bersangkutan tumbuh dewasa akan mudah melakukan kerjasama dengan pemerintah,  mudah untuk bisa kerjasama dengan lawan politiknya. Seorang yang tumbuh dewasa dari keluarga itu bisa menjadi agen sosialisasi budaya politik di kotanya atau di lingkungan pedesaannya.

Sosialisasi Politik dalam Pengembangan Sebagai Budaya Politik Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Blog Raden Shybly

0 comments:

Post a Comment